Jumat, 29 Desember 2017

Kesalahan

:: Tak Pernah Salah Untuk Cinta::


Waktu,
Bukankah ia hadir untuk memaniskan.
Menyembuhkan, memperbaiki keadaan diri juga keadaan yang terjadi.
Pernah buruk ataukah mungkin semakin buruk lagi.
Namun menjadi lebih baik.

Tuan,
Mungkin menjadi kamu itu hebat.
Sebab kamu dapat membuat hati seseorang terpaut padamu.
Menjadikan seseorang begitu kagum atas dirimu.
Dengan sikapmu yang terlihat begitu bijaksana.

Tuan,
Mungkin menjadi kamu itu menyenangkan.
Begitu dicintainya kamu oleh aku yang begitu tulusnya mencintai.
Tanpa harus kamu perduli seberapa jatuh bangunnya aku dalam berjuang.
Tanpa harus kamu menyadari bahwa berjuang, aku pun juga bisa lelah.

Tuan,
Tidakkah sadar ?
Dengan ringannya kamu pergi meninggalkan sejuta luka yang telah terukir di atas hati.
Setelah kamu berhasil menyita seluruh kepercayaan dan fikiranku, begitu mudahnya kamu melupakan.
Aku, yang tak pernah baik-baik saja.

Meskipun bagimu, aku hanya sebatas sesal. Kamu tak perlu khawatir,  Tuan.
Bagiku, kamu hanya seuntai kisah pilu yang tak perlu aku ingat.
Meskipun terkadang pemberontakan memori selalu saja terjadi, seakan kenangan dapat terulang kembali.

Tuan,
Sudikah kiranya kamu membantuku perihal meninggalkan.
Seperti senja yang meninggalkan cerah lalu menghadirkan gelap.
Sebab kurasa, kamu begitu pintar.
Aku menjauh seiring kamu menjauh dan tak pernah lagi ada kita.
Mengasingkan diri, benar-benar seperti orang asing yang tak pernah saling bersua.

Ingat,
Ini bukan persoalan menyerah atau tidak tahu cara marah.
Kembalinya kamu dengannya sudah menggambarkan kekalahanku pada semesta yang tak pernah memihak.
Namun kemenanganku melupakanmu, adalah aku yang tak akan pernah lagi merindu.

Terimakasih,
Walau mencintaimu adalah kesalahan. Aku tak akan pernah meminta maaf.
Semoga luka ini segera pulih hingga puing kehancuran hati kembali kokoh.
Semoga aku, mampu menandingi nilai terhebatmu yang telah mengidentitasiku sebagai 'KESALAHAN'.

Resty Fajar Agustin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Permintaan Maaf(sekali lagi)

Aku yang berhasil melepaskanmu. Keberhasilan yang kini baru kugunakan meski telah terlampau lama. Kau tahu, terlalu sulit bagiku ...