Sabtu, 07 Oktober 2017

Dari aku, yang kamu buat mati di Hati.

Maaf dari aku, untuk aku yang tidak pernah sampai kepada aku. Aku yang telah membiarkan hatiku kamu porandakan. Dan aku yang telah memercayai hadirmu untuk aku pertahankan.

Sesal yang selalu menuduh cinta adalah penyebabnya. Sesungguhnya yang sia-sia itu adalah pertemuan kita. Kebesaran rasa dalam mencintai, memberi peluang untuk menyakiti. Seharusnya, kamu tidak perlu singgah jika tidak pernah sungguh. Dan jangan hanya mampu berlari, ketika telah membuat lara.

Benar. Memang benar.
Untuk saat ini tidak ada hati yang dapat kupercaya. Tidak ada kejutan hari ini, esok bahkan kemarin. Karena lusa, aku akan membiarkan orang lain mengacaukan hatiku dengan cerita barunya. Terlepas dari kamu.

Terimakasih untuk aku, dari aku yang selalu diabaikan oleh aku. Aku melihat hari ini dengan logika. Dan mengingat kemarin sebagai Fakta. Aku tidak ingin mengubah kemarin ku menjadi hari ini. Karena esok hanya sedekat matahari terbit dari Timur dan lusa secepat matahari terbenam di Barat.

Ragam hati yang tak pasti, dalam permainan yang melelahkan. Bukan ambisi, melainkan sifat egois yang tetap sama. Aku egois. Bahkan, lebih egois dari ego ku sendiri. Ya, egois untuk cepat melupakanmu. Karena melupakanmu adalah warna baru.
Aku berhenti !

Teruntuk kamu. Seseorang yang pernah menyinggahi hatiku dengan waktu tidak singkat. Terima kasih, kamu adalah cerita yang kelak tak akan pernah terbaca. Aku pastikan kamu adalah satu-satunya yang akan menyesali jalan cerita mu sendiri.

Semoga ada orang yang akan mencintai, menunggu dan berjuang untukmu sehebat dan sesungguh aku.
Kamu, selamat ditinggalkan oleh cinta yang sangat dalam!

Dari aku, yang kamu buat mati; dihati.


Resty Fajar Agustin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Permintaan Maaf(sekali lagi)

Aku yang berhasil melepaskanmu. Keberhasilan yang kini baru kugunakan meski telah terlampau lama. Kau tahu, terlalu sulit bagiku ...